Cari Blog Ini

RITUAL SATI

Sati

Ritual sati (atau "suttee") merupakan sebuah ritual yang melambangkan kesetiaan seorang istri. Di dalam ritual ini, seorang istri yang suaminya meninggal harus turut pula dibakar hidup-hidup di dalam api kremasi jasad suaminya. Biasanya ritual ini dilakukan kebanyakan karena paksaan, dimana sang istri dipaksa masuk ke dalam api yang membakar jasad suaminya.

Istilah "sati" diambil dari nama dewi Sati, istri dewa Shiwa di dalam kepercayaan Hindu, dimana Sati mengorbankan dirinya sendiri dengan membakar dirinya hidup-hidup akibat tidak tahan menanggung penghinaan dari sang ayah, Dakhsa, atas suaminya. Di dalam kisah Mahabharata, Dewi Madrim melakukan ritual ini dengan masuk ke dalam api kremasi suaminya, Pandu (Pandu Dewanata).

Di dalam kehidupan modern, praktik ritual ini dilarang oleh pemerintah ataupun agama-agama tertentu. Sati pernah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Bali dan Jawa. Di Bali, ia dikenal dengan nama "Masatya" dan dilakukan oleh kalangan bangsawan. Namun pada tahun 1905 praktik ini dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda. Di Jawa, ia dikenal dengan istilah "Pati Obong".

Ritual sati terakhir yang pernah tercatat terjadi di India pada tahun 2008, dimana seorang wanita berusia 75 tahun yang bernama Lalmati Verma, melompat ke api kremasi jenazah suaminya. Verma melompat ke dalam api setelah para pelayat pergi meninggalkan lokasi itu.


(Dari berbagai sumber)

Belum ada tanggapan untuk "RITUAL SATI"

Posting Komentar